Anda kini harus selalu siap menerima salip-salipan antara Yamaha dan Honda. Jika di MotoGP antara Rossi dan Pedrosa, di penjualan motor pun demikian. Gejala Yamaha bangkit dan memberi perlawanan sengit terhadap Honda tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Menurut sumber yang terpercaya merupakan efek global. Lebih dari euphoria juara dunia Valentino Rossi di tahun 2004 dan 2005. Semangat youngster lah penyebabnya. Bukan lagi motor yang hanya mengedepankan keiritan bahan bakar saja
Apa yang membuatnya sukses? Jupiter MX kah? Bukan. Meski bebek canggih cukup fenomenal dengan aksi keliling Asia Tenggara tapi penjualannya tak memberikan sumbangsih terbesar. V Ixion, kelas sport jelas sangat segmented belum lagi kendala produksinya yang tergolong kecil. Jadi? Yup! Underbone lah kunci kesuksesan Yamaha berada satu peringkat lebih tinggi dari Honda. Mio memang cukup memiliki peran namun masih berada di bawah New Vega R.
Yamaha seakan menjadi gabungan dari Suzuki dan Honda. Bersama Suzuki, Yamaha dikenal sebagai motor bebek beroli samping di Indonesia. Kemudian bersama pula menciptakan motor 4 tak dengan basis 2 taknya. Bila Suzuki Tornado beralih rupa menjadi Shogun maka Yamaha berubah wujud dari F1Z menjadi Crypton, planet kelahiran superhero asal dusun Smallville.
Yamaha Vega terlahir tahun 1998 sebagai revisi dari Yamaha Crypton seiring pergantian F1Z menjadi F1ZR. Banyak yang kurang begitu tahu, motor 4 tak kelas murah dipelopori oleh Yamaha. Vega diposisikan sebagai motor premium sedangkan Crypton sebagai motor kelas murah, yang sepertinya sudah digariskan bila motor murah itu rem depan mengaplikasi rem depan teromol. Warnanya waktu itu, merah kombinasi putih. Terkesan norak.
Tahun 2000 dirilislah bebek 4 tak Yamaha yang kembali dengan nama planet, kini lebih riil, Jupiter. Vegapun menghilang karena posisinya memang digantikan oleh Jupiter. Celakanya evolusi yang didengungkan Yamaha nyaris tak terdengar, karena karisma New Shogun dan tentu saja nama besar Honda.
Tahun 2003 (ini merupakan persamaan dengan Honda), men-downgrade Vega menjadi motor murah. Seperti yang dilakukan Honda pada Astrea Impressa yang disulap menjadi Legenda. Sepintas, ini menyakitkan pemilik Vega karena harga jual bekasnya jatuh. Material mesinnyapun identik. Berbeda dengan Legenda, mengganti blok silinder dengan alumunium, selain murah dikenal mudah melepas panas. Yang membedakan adalah rem depan teromol, handle sederhana, dan karet kick starter ditiadakan (kelak ini menjadi standar underbone Yamaha dan juga ditiru AHM pada Fit S).
Tahun berikutnya, Suzuki Smash dan Kawasaki Blitz diberi cakram memaksa Vega R pun tak ketinggalan. Sedangkan Honda bertahan dengan facelift Legenda 2. Meski kedepannya berganti menjadi Supra Fit, lalu New Supra Fit.
Tahun silam, Yamaha New Vega R resmi dirilis. Konsep motor masa kinipun diterapkan. Sebut saja kunci akses jok di sepatbor belakang, kemudian tangki berada di belakang, posisinya digantikan dengan bagasi yang sekadarnya, karena tak seluas New Supra Fit ataupun New Smash. Mesinpun menjadi genap 110 cc yang secara regulasi sudah layak mengikuti kejurnas sayang Yamaha lebih memilih Jupiter Z berlaga di kelas 110 cc dan 125 cc.
Lalu, mengapa New Vega R melampaui angka penjualan motor kelas hemat pabrikan logo sayap tunggal mengepak seperti Honda New Supra Fit, Fit S, dan Revo?Sekadar tambahan New Jupiter Z pun sukses melibas motor di kelas 100-110 cc tersebut di peringkat kedua. Simak penuturan pemilik New Vega R berikut ini yang bisa menjadi referensi:
- Iklan, motor murah tapi bukan murahan begitu lekat di benak masyarakat. Malah menjadi jargon produk lain dalam mempromosikan produknya.
- Konsumsi bensin yang relative irit, memang tak bisa sehemat produk Honda karena desain mesin plus kapasitas lebih besar. Tapi percayalah sebanding dengan harga yang dibeli.
- Kualitas mesin sudah terbukti. Pengapian yang masih AC banyak diaplikasi di kancah road race
- Senantiasa konsisten sebagai motor murah. Meski belakangan menyediakan versi disc brake namun tidak ada ceritanya Vega dari pabriknya menyediakan varian velg racing
Kurang fair bila tidak menyebutkan nilai minusnya:
- Desain knalpot yang terlalu tinggi membuat arah gas buang tepat mengenai muka pengendara di belakang. R & D nya tidak memperhatikan hal yang tampak sederhana ini. Terasa bagi yang tidak melengkapi helmnya dengan kaca.
- Spare part mahal, lebih dikarenakan sekarang bukan lagi berbasis Vega yang lama tapi benar-benar baru. Jadi lebih dari sekadar ganti casing.
- Gejala membuang dirasakan sejak dari generasi pertama, agak sedikit mengganggu.
- Gejala mesin panas dirasakan kaki yang ada di footstep begitu terasa, namun ini sebenarnya juga dirasakan bikers lainnya. Solusi penggantian dengan oli mahal adalah solusinya. Beberapa pabrikan pelumas meng-klaim mampu melakukannya.
- Minus kunci magnetic. menurut hasil survey pribadi harganya hanya di kisaran 250 ribu sedangkan kunci biasa 160 ribu tapi dampaknya cukup efektif menghambat kinerja maling jahanam.
Namun segala nilai minus itu tak membuat surut peminat Yamaha New Vega R yang makin menggelembung. Ini mengingatkan satu lagi perkataan Rhenald Kesali yang menyatakan bila Anda berada di posisi puncak, maka kecenderungan pistol mengarah ke kepala Anda semakin besar. Sesuatu yang terlalu mendominasi akan menjadi sesuatu yang momok tersendiri. Suzuki cukup realistis, GM Marketing Indomobil Suzuki International, Wibisono mengungkapkan terlalu jauh untuk melakukan perubahan posisi. Target mereka hanya memperpendek gap. Pabrikan Jepang lainnya yaitu Kawasaki masih di kisaran 3000 unit motor. Kurang serius menggarap pasar begitulah anggapan bagi sebagian orang. Membuatku sepintas terdorong untuk berpikiran kenapa tidak merger saja dengan Kanzen yang memiliki angka penjualan tak terpaut jauh dengan Kawasaki? Konsep motor Nasional bisa kembali diangkat lebih dalam lagi. Pertarungan akan lebih seru lagi bila pemerintah ikut andil sebagaimana dilakukan pada saat kehadiran mobil Timor menjadikan harganya lebih terjangkau.
Kesuksesan New Vega R mendorong Honda tak memperpanjang kontrak Fit S dan menggantinya dengan Fit X. Embel-embel X, mengingatkan akan Supra X, Astrea Supra yang dibekali rem cakram. Memang itulah yang akan disodorkan AHM. Honda Revo tak cukup kuat sebagai penetrasi pasar. Terlebih masyarakat sekarang lebih peka. Ganti casing istilah yang didengungkan belakangan ini memang dianut oleh Revo. Apakah Honda sukses mengembangkan sayap-sayap patahnya? Menuai rindu menjadi pertama, membasuh segala luka membalut segenap perih?
Rabu, 27 Februari 2008
Kenapa akhirnya kupilih New Vega R
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar